Oleh: Paulus Winarto *

           

BNI Renon Training-small

Change is the end result of all true learning. 
– Leo Buscaglia

 

Benarkah seminar motivasi mampu menciptakan perubahan-perubahan mendasar dan memiliki efek jangka panjang? Bagi Roger Konopasek, hal itu hanyalah salah satu mitos terbesar yang ada selama berpuluh tahun terakhir ini. Dalam bukunya, “You Are What You Believe Seriously”, Roger mengatakan banyak pemimpin bisnis menggantungkan harapan yang sia-sia pada seminar motivasi. Setelah begitu banyak dana dikeluarkan untuk sebuah acara seminar atau pelatihan motivasi, toh tidak banyak memberikan hasil yang memuaskan.

Menurut riset yang dilakukannya, sekitar 30% peserta seminar motivasi pada dasarnya hanya sekedar ikut-ikutan, dan jika diberikan pilihan bebas, mereka akan lebih memilih menghabiskan waktu bersama keluarga, teman atau melakukan hobi. Sekitar 60% peserta memang menikmati sesi-sesi penyengaran, tetapi tidak dapat mengingat detail-detail tertentu dari sesi yang diikuti atau tujuan awal diadakannya acara tersebut.

Sisanya, yakni kaum minoritas yang berjumlah sekitar 10% adalah mereka yang benar-benar terlibat dengan tujuan utama dari pihak manajemen mengadakan acara tersebut. Kelompok ini juga menyakini perlunya acara motivasi dan sejenisnya. Sungguh ironis!

Atas dasar itulah, Roger mengidentikkan seminar motivasi dengan secangkir kopi. Kafein dalam kopi akan memberikan sedikit sengatan penyegar namun hanya dalam waktu singkat alias terbatas. Mirip dengan ketika kita menikmati alunan musik yang indah, kuliner yang lezat atau melakukan olahraga yang menyenangkan. Semuanya hanya memberikan efek sementara.

Event vs Process

Sebagai seorang trainer and coach, saya meyakini tidak ada jaminan sebuah event (termasuk acara seminar atau pelatihan) akan mampu mengubah hidup mereka yang  hadir. Terlepas dari seberapa bagus panitia mempersiapkan event tersebut, perubahan adalah sebuah keputusan pribadi (personal) yang perlu ditindaklanjuti dengan komitmen yang kuat.

Sebuah event yang baik memang dapat menumbuhkan kesadaran, menginspirasi dan membekali peserta yang hadir dengan aneka macam tips dan ketrampilan yang diperlukan untuk mengalami perubahan hidup. Namun tanpa tidak lanjut, semuanya akan sia-sia belaka.

Saya juga mengamati ada beberapa orang yang suka sekali ikut seminar ini-itu. Koleksi sertifikat seminar terus bertambah dari waktu ke waktu. Sayangnya, tidak banyak ilmu dan ketrampilan yang mereka pelajari sungguh diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Mengharukan!

Pernahkah Anda melihat brosur atau poster iklan sebuah seminar? Biasanya biaya pendaftaran disebut sebagai investasi. Ya, investasi! Yang namanya investasi tentu berpotensi memberikan hasil positif dalam jangka waktu tertentu. Namun itu memerlukan sebuah proses.

Pendiri Growing Leaders (www.growingleaders.com) – sebuah organisasi yang memfokuskan diri mengembangkan kepemimpinan dalam diri anak muda –  Dr. Tim Elmore menegaskan sebuah event perlu ditindaklanjuti dengan sebuah proses yang baik. Gambaran umumnya terlihat pada tabel berikut ini.

EVENTS PROCESS
Encourage decisions Encourages development
Motivate people Matures people
Are a calendar issue Is a consistency issue
Usually about a big group Usually about a small group
Challenge people Changes people
Becomes a catalyst Becomes a culture
Easy Difficult

Terlihat jelas perbedaannya kan? Sebuah perubahan tidaklah mudah dan membutuhkan sebuah proses.

A.C.T.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana kita bisa menjalani proses yang baik setelah mengikuti sebuah event atau dengan kata lain bagaimana cara kita memaksimalkan dampak dari sebuah event? Salah satunya, cobalah menggunakan formula A.C.T. (Apply, Change, Teach) yang dirumuskan oleh John C. Maxwell.

Formula ini telah dipraktekkan John selama lebih dari 30 tahun. Awal mula ia membuat formula ini karena fakta menunjukkan seusai mengikuti sebuah event, biasanya catatan yang ada hanya disimpan dan ada kemungkinan tidak pernah dibaca lagi. Terjadilah yang namanya penumpukkan pengetahuan belaka.

Oleh sebab itu, pada saat mengikuti sebuah event berusahalah untuk membuat catatan. Pada bagian-bagian tertentu, di pinggir catatan itu taruhlah huruf-huruf yang relevan dengan kondisi kita (note coding), yaitu:

A (apply) untuk hal-hal yang perlu kita aplikasikan.

C (change) untuk hal-hal yang perlu kita ubah.

T (teach) untuk hal-hal yang perlu kita ajarkan kepada orang lain.

Sepulang dari event tersebut, katakanlah 24 jam kemudian, cobalah membuat kategorisasi atas A.C.T yang ada pada lembaran terpisah. Dari sini akan temui beberapa A, beberapa C dan beberapa T. Kemudian lakukanlah prioritas. Mana A1, A2, A3, dst. Mana C1, C2, C3, dst. Mana T1, T2, T3. Lembaran ini akan menjadi game plan.

Tahap berikutnya adalah yang paling penting karena akan menentukan hasil yang didapatkan. Cobalah lakukan satu sampai dua prioritas setiap bulannya. Di bulan pertama lakukanlah A1,A2, C1,C2 dan T1,T2. Bulan kedua A3,A4, C3,C4 dan T3,T4. Begitu seterusnya sampai hal-hal tersebut menjadi kebiasaan baru bagi hidup kita.

Sebagai penutup, saya teringat sebuah kalimat bijak yang mengatakan, “Puncak dari sebuah pembelajaran adalah aplikasi dan hasil tertingginya adalah perubahan.” Bukanlah sebuah informasi tanpa penerapan bisa menghasilkan sembelit intelektual? ***

 

 

* Best Selling Author, Motivational Teacher, Leadership Trainer & Coach The John Maxwell Team. Klik www.pauluswinarto.com.