Oleh: Paulus Winarto *

           

Family Ora Beach_01

The richest memories are often those we plan and intentionally create.

– John C. Maxwell

 

Kali ini saya ingat mengajak Anda untuk melakukan sesuatu. Ambillah sebuah kertas dan tuliskan apa saja hadiah ulang tahun yang pernah Anda terima sepanjang hidup Anda. Coba ingat lagi, dari semua itu, hadiah mana saja yang paling berkesan. Bisa jadi, hadiah yang paling berkesan justru Anda terima ketika masa kecil.

Sekarang, coba tuliskan pengalaman-pengalaman menarik bersama keluarga, termasuk liburan bersama keluarga Anda atau justru liburan bersama orang tua Anda semasa Anda masih kecil. Dari semua pengalaman itu, mana sajakah yang paling berkesan?

Lihat kembali catatan Anda, manakah yang lebih Anda ingat, hadiah atau pengalaman bersama? Seringkali, orang justru lebih mudah mengingat sebuah pengalaman daripada hadiah. Secara lebih spesifik, orang justru lebih mudah mengenang pengalaman melakukan suatu aktivitas secara bersama-sama sebagai sebuah keluarga.

Sebagai contoh, salah satu kenangan paling berkesan yang pernah kami alami sebagai keluarga adalah saat berlibur ke Bali, tahun 2013 silam. Saat itu, saya, istri dan kedua anak kami sempat “berkelahi” dengan monyet-monyet nakal di Uluwatu. Rebutan tas yang disertai adegan tarik-menarik tas, tetap membekas di hati kami semua.

Siap Berkelahi dengan Monyet Uluwatu

Perhatikan foto di atas. Setiap kali foto itu saya tunjukkan kepada anak-anak, mereka selalu tersenyum, bahkan terkadang kami tertawa bersama. Di tangan saya ada sebuah tongkat. Itu bukan tongkat gembala. Bukan! Itu tongkat yang saya temukan di jalan dan saya bawa untuk mengusir monyet. Bahkan setelah pengambilan foto ini, masih ada monyet dari arah belakang yang mencoba meraih tas istri saya. Hari itu saya baru betul-betul melihat betapa jeleknya wajah monyet ketika sedang marah. Dasar monyet!

Pedoman Menciptakan Kenangan

John McCrone mengatakan hampir segala sesuatu yang Anda perbuat hari ini akan terlupakan hanya dalam hitungan beberapa minggu. Ya itu memang benar. Namun ada sejumlah pedoman yang bisa kita praktekkan untuk menciptakan kenangan berkesan bersama orang lain, terutama keluarga. Berikut ini pedoman yang saya kutip dari buku John C. Maxwell dan Les Parrot, Ph.D., berjudul 25 Ways To Win With People, yaitu:

Inisiatif – buatlah sesuatu terjadi

Waktu – sisihkan waktu untuk membuat sesuatu terjadi

Perencanaan – rencanakan agar sesuatu terjadi

Kreativitas – temukan cara membuat sesuatu terjadi

Berbagi pengalaman – buatlah sesuatu terjadi secara bersama-sama

Tanda mata – tunjukkan bahwa sesuatu telah terjadi (dokumentasi)

Menghidupkan kembali kenangan – bahas apa yang telah terjadi

Bukan Liburan Biasa

Liburan kenaikan kelas tahun 2018 ini membawa kenangan tersendiri bagi kami sekeluarga. Atas kebaikan seorang pengusaha sukses yang juga aktivis di gerejanya (Pa Darmawan), kami sekeluarga dibelikan tiket perjalanan ke Manado. Saat itu, saya sekalian mengisi Youth Camp untuk sekitar 1.300 anak muda.

“Ke Manado, sekalian you ajak anak-anak main ke Bunaken. Masa sudah sampai Manado tidak ke Bunaken?” kata Pa Darmawan. Bukan sebuah kebetulan jika saya juga memperoleh kemudahan berikut. Mas AKBP FX Winardi, murid saya di Sespim Polri tahun 2015 lalu yang menjabat Kapolres Minahasa Selatan, membantu kami dalam hal menyediakan kapal ke Bunaken.

DCIM100GOPROGOPR9881.

Alam Indonesia memang sungguh indah! Begitu kesan di hati kami. Kami sekeluarga snorkeling bersama. Mula-mula ada ketakutan di hati anak-anak karena mereka sama sekali belum pernah. Namun setelah mencobanya, justru jadi ketagihan.

DCIM100GOPROGOPR9862.

Sekitar dua jam kami snorkeling, sampai betis kaki kiri saya kram. Pengalaman melihat Taman Laut Bunaken, di sertai beraneka ragam ikan yang bermain, sungguh membawa sukacita tersendiri. Kami juga melakukan aktivitas lain bersama, termasuk memberi makan ikan.

DCIM100GOPROGOPR9840.

Oya, kenangan indah akan mudah sekali “menguap” dalam waktu singkat. Oleh sebab itu, manfaatkanlah alat bantu, seperti kamera untuk mengabadikan momen-momen penting. Jika sempat, buatlah tulisan mengenai pengalaman itu.

Sewaktu di Bunaken, kami menyewa kamera GoPro lengkap dengan fotografer yang sangat lincah menyelam, Ka Figo. Ada banyak foto-foto indah yang berhasil diabadikan Ka Figo. Terima kasih, Ka!

Belum cukup Bunaken, sepekan kemudian, saya mendapatkan undangan untuk mengisi Pelatihan Motivasi Kepemimpinan di Polres Maluku Tengah. Sang Kapolres (Bang AKBP Arthur Simamora, juga merupakan murid saya di Sespim Polri, tahun 2013 silam. Seusai pelatihan, kami sekeluarga kemudian bertolak ke Ora Beach.

Family Ora Beach_03

Pada perjalanan kali ini, saya juga mengajak seorang anak muda yang sedang saya mentoring (Andika) untuk turut serta. Selain menjadi asisten saya, ia pun bisa menikmati liburan indah di kawasan timur Nusantara, untuk pertama kalinya. Ada juga, Bripka Kasim Tapun yang setia menemani kami sepanjang perjalanan. Di Ora, kami juga ditemani Kapolsek Pasanea, Pa Andre Kakisina, dan juga Kaka James, anggota Polri yang bertugas di sana.

Ora Beach Penginapan

Menginap di kamar yang persis di atas laut, menikmati lobster, berenang di laut yang sangat bersih, menyaksikan matahari terbenam, sungguh membawa sukacita. Penginapan kami malam itu terdiri dari 3 kamar. Sembari menikmati angin laut, kami juga bisa melihat beraneka macam ikan yang lalu lalang (termasuk Barakuda yang panjangnya lebih dari 1 meter), dan juga bulu babi yang justru aktif keluar dari persembunyian ketika hari semakin gelap. Tidak ada AC mau pun televisi, membantu kami fokus untuk menikmati mahakarya Sang Maha Pencipta.

Family Ora Beach_02

Tidak jauh dari Ora Beach, kami singgah di tempat bernama Air Belanda. Kabarnya, dulu pasukan Belanda membuat markas di tempat ini. Ada banyak mata air tawar yang letaknya persis di pinggir pantai. Beberapa malah hanya berjarak beberapa puluh sentimeter dari pantai. Kami menemukan saat berjalan menyusuri pantai.

Lobster Ora Beach

Baik di Bunaken, mau pun Ora Beach, saya juga menyempatkan diri membuat beberapa klip inspirasional singkat yang telah saya unggah ke YouTube. Foto-foto juga telah saya posting di IG (@pauluswinartoofficial). Semua itu untuk memperkuat kenangan indah. Suatu hari nanti, kami bisa kembali membuka, melihat album kenangan ini dan membicarakannya.

Semua pengalaman ini makin menyadarkan saya pentingnya mengambil waktu untuk bergembira bersama keluarga. Liburan bersama keluarga tidak hanya menjadi rekreasi namun juga mempererat hubungan dan me-recharge energi setiap anggota keluarga. Kebersamaan penuh kenangan indah akan membawa semangat baru dalam menghadapi hari-hari mendatang.

Akhir kata, saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan Armand Nicholi, “Time is like oxygen –there’s a minimum amount that’s necessary for survival. And it takes quantity as well as quality to develop warm and caring relationships.” Ya,  waktu itu ibarat oksigen –ada jumlah minimum yang diperlukan demi kelangsungan hidup. Dan dibutuhkan baik kuantitas maupun kualitas waktu untuk mengembangkan hubungan yang hangat dan penuh kepedulian. Bagaimana menurut Anda? ***

 

 

* Best Selling Author, Motivational Teacher, Leadership Trainer & Coach The John Maxwell Team. Klik www.pauluswinarto.com.