Oleh: Paulus Winarto *
Rasa percaya diri tidak dibangun dalam waktu semalam. Rasa percaya diri terbangun seiring proses pertumbuhan untuk menjadi lebih baik.
“Rasanya hampir mustahil saya dapat melakukan interview dengan para pelamar kerja yang pendidikan formalnya jauh di atas saya,” begitu curhat seorang pemudi –sebut saja Erna. Latar belakang pendidikan formal sebagai lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) membuat Erna merasa keder manakala ia harus melakukan wawancara kerja dengan calon karyawan yang umumnya bergelar sarjana S2.
Dalam percakapan kami via surat elektronik, Erna yang bekerja di bagian rekrutmen sebuah perusahaan mengakui bahwa ia berada pada posisi yang sulit. “Saya menjadi tidak percaya diri (PD). Menurut Bapak, bagaimana cara menghadapinya,” tanyanya. Saya mencoba memberikan beberapa pandangan untuk mengatasi krisis PD. Berikut jawaban saya:
Bu Erna untuk menjadi percaya diri diperlukan sebuah proses. Cobalah untuk melakukan hal berikutt