Oleh: Paulus Winarto *
Weak leaders believe that their position or title deserves respect.
Strong leaders know that they must earn it.
– John C. Maxwell
Siapa yang tidak ingin dihormati? Terlepas dari status sosial mau pun usia, semua orang pada dasarnya ingin dihormati. Sayangnya, tidak sedikit yang salah kaprah soal hal ini. Mereka mengira rasa hormat atau respek otomatis didapatkan karena jabatan, gelar atau posisi yang mereka miliki. Tidak jarang mereka menuntut bahkan mengintimidasi orang lain agar menghormati mereka.
Hal yang sama juga kerap terjadi di dalam kehidupan keluarga. Orang tua terkadang menggunakan ajaran luhur agama lalu memaksa anak-anak untuk menghormati mereka. Sedikit saja terjadi beda pendapat, maka gesekan bahkan tudingan ‘tidak menghormati orang tua’ akan muncul.
Benarkah respek adalah hal yang pasti didapatkan atau harus diperjuangkan? Pengamatan saya menunjukkan, terkadang anak buah atau murid di kelas diam dan mengangguk sebagai tanda persetujuan atas keputusan sang pemimpin. Apakah ini pertanda mereka menaruh respek kepada pemimpin mereka?
Yang menggelitik, begitu sang pemimpin pergi, mereka mulai memperbincangkan berbagai aspek negatif dari keputusan sang pemimpin. Inikah yang namanya respek? Di depan iya, namun di belakang lain lagi. Atau, jangan-jangan, ini hanya respek semu. Bukan lahir dari hati terdalam sebab respek sejati diberikan secara sukarela, tanpa paksaan.
Secara pribadi, saya meyakini respek harus dibangun melalui sebuah proses dan ini membutuhkan upaya atau perjuangan sungguh-sungguh. John C. Maxwell mengatakan ada tiga macam pola respek yang ditunjukkan oleh seseorang. Orang bisa saja menghormati Anda sebagai seorang pribadi, sahabat atau seorang pemimpin. Ketiga pola respek ini akan berdampak pada bagaimana mereka merespon.
When people respect you as a person, they admire you.
When people respect you as a friend, they love you.
When people respect you as a leader, they follow you.
Ada orang yang sangat pandai ketika berorasi. Sayangnya orasi yang mengagumkan plus kekaguman publik, tidak serta merta membuat orang-orang mau ikut serta dalam program yang dicanangkannya. Visi yang begitu mengagumkan tidak mampu menarik komitmen orang terdekat sekali pun. Mengapa? Barangkali karena sang orator hanya dihormati sebagai seorang pribadi yang dikagumi, bukan sebagai seorang pemimpin yang pantas untuk diikuti.
John kemudian memberikan tips tentang bagaimana membangun respek dalam kepemimpinan Anda (building respect in your leadership), yang disingkat dengan akronim R.E.S.P.E.C.T.
Respect yourself and others
Exceed the expectations of others
Stand firm on your convictions and principles
Possess a maturity that’s well beyond your age and experience
Experience success in your carreer, family and personal life
Contribute to the success of others
Think ahead of others
Mari kita lihat satu per satu.
Respect yourself and others
Menghormati diri sendiri menjadi awal mula dari membangun respek. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa hal, seperti memiliki kesadaran bahwa setiap manusia (termasuk Anda dan saya) berharga di mata Tuhan, mengapresiasi setiap talenta dan karunia Tuhan, bekerja dengan sebaik-baiknya serta tidak mudah putus asa atau tersinggung. Menghormati orang lain ditandai dengan tidak melukai kehormatan dan martabat orang lain, memperlakukan orang lain dengan sebaik-baiknya serta mau memberikan kesempatan kedua sesuai dengan potensi yang bersangkutan.
Exceed the expectations of others
Kekecewaan adalah gap antara ekspetasi dan realita. Mereka yang berjuang mendapatkan respek orang lain akan berusaha sungguh-sungguh untuk tidak mengecewakan orang lain. Mereka memiliki standar pribadi yang tinggi dan selalu berusaha melampaui apa yang diharapkan orang lain. Mereka tidak mau bekerja banrol atau rata-rata. Mereka berinisiatif dan selalu memberikan lebih (2nd mile person). Orientasi mereka adalah peningkatan secara berkesinambungan. Tanyakan pada diri Anda, apa yang sesungguhnya diharapkan organisasi dan orang lain dari Anda? Lalu, berikan upaya terbaik untuk melampauinya.
Stand firm on your convictions and principles
Keyakinan dan prinsip yang dipegang teguh membuat mereka berani mengambil tindakan hebat. Terkadang ini bisa membuat mereka dipandang sebagai orang yang keras kepala namun sesungguhnya itu adalah perwujudan dari pribadi yang memegang keyakinan dan prinsip. Mereka teguh bagaikan batu karang. Tidak tergoyahkan! Mereka nyaris tidak mau berkompromi untuk hal-hal mendasar itu. Tanyakan pada diri Anda, apa saja keyakinan dan prinsip-prinsip penting yang harus Anda pegang teguh setiap saat? Sudahkah Anda menjadi panutan dari perilaku atau tindakan yang didasarkan pada keyakinan dan prinsip-prinsip Anda tersebut?
Possess a maturity that’s well beyond your age and experience
Kedewasaan tidak ada hubungan langsung dengan usia dan pengalaman seseorang. Jika benar ada hubungannya, seharusnya semakin tua seseorang atau semakin berpengalaman seseorang maka ia akan semakin dewasa dalam bersikap. Buktinya tidak selalu seperti itu! Tanda kedewasaan yang paling penting adalah tanggung jawab. Mereka yang sungguh dewasa memiliki mengambil tanggung jawab penuh atas hidup, masa depan dan setiap tugas yang dipercayakan. Mereka tidak menyalahkan orang lain atau situasi sekitar. Tanda kedewasaan lainnya seperti rasa percaya diri (confidence) dan konsistensi. Sudahkah tanda-tanda kedewasaan itu nampak dalam kehidupan Anda?
Experience success in your carreer, family and personal life
Dunia butuh bukti, bukan janji. Catatan prestasi yang terlihat jelas oleh orang lain, secara perlahan namun pasti akan menumbuhkan respek. Tidak hanya prestasi dalam hal pekerjaan (atau bisnis) yang Anda geluti namun juga keberhasilan Anda dalam kehidupan berumah tangga dan kehidupan pribadi. Kesuksesan akan menjadi hampa manakala Anda berhasil dalam pekerjaan namun keluarga Anda berantakan. Saya sangat setuju dengan definisi sukses yang dibuat oleh John, “Success is when those who are closest to me, love and respect me the most.”
Contribute to the success of others
Pemimpin yang mendapatkan respek adalah pemimpin yang tidak hanya menghormati orang lain namun secara konstan berupaya memberikan nilai tambah positif bagi orang lain. Sudahkah kehidupan orang-orang di sekitar Anda menjadi lebih baik karena kehadiran Anda? Sejauh mana mereka bisa dengan tegas mengatakan bahwa mereka menjadi lebih terampil bahkan lebih sejahtera karena Anda? Apa saja upaya yang terus-menerus Anda lakukan untuk membawa orang-orang Anda masuk ke tingkat kehidupan yang lebih tinggi?
Think ahead of others
Salah satu hal yang paling membedakan antara pemimpin dan pengikut adalah kemampuan untuk melihat masa depan yang lebih baik. Mata pemimpin mampu secara tajam melihat hal-hal yang kemungkinan akan terjadi di masa mendatang jika mereka mau melakukan sesuatu secara berbeda dari rutinitas harian yang ada saat ini. Pemimpin mampu melihat lebih banyak, melihat lebih jauh dan melihat sebelum yang lainnya melihat. Mereka berpikir besar, bahkan seringkali melampui usia hidup mereka di dunia ini. Itulah kekuatan visi, yang kemudian melahirkan harapan baru.
Pertanyaannya, apa saja upaya yang sedang Anda lakukan saat ini untuk mendapatkan respek dari orang lain? ***
* Best Selling Author, Motivational Teacher, Leadership Trainer & Coach The John Maxwell Team. Klik www.pauluswinarto.com.