Oleh: Paulus Winarto *

           

common ground

Love will find a way. Indifference will find an excuse.

– John C. Maxwell

 

Ekspresi wajah Kris, mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, tiba-tiba berubah. Gelak tawa penuh kehebohan bersama rekan-rekan sekampus, tiba-tiba menjadi sunyi. Ada ada gerangan? Rupanya Kris baru saja melihat seorang teman sekampusnya masuk kafe tempat mereka nongkrong.

Semula Kris sempat mengambil taktik pura-pura tidak lihat, namun apa daya, teman tersebut keburu melihat Kris. Kontak mata sekilas itu berlanjut dan Kris terpaksa melambaikan tangan kanan sebagai isyarat menyapa. Tanpa berkata-kata, teman semeja Kris bisa merasakan kalau sapaan Kris itu dilakukan dengan terpaksa.

“Ada ada Kris?” tanya Hana, sahabat Kris. “Tadinya saya berusaha menghindar. Terpaksa deh harus basa-basi,” ujar Kris. Makin terasa kalau sesungguhnya Kris tidak suka dengan teman tersebut. “Kenapa emangnya?” Hana melanjutkan pertanyaannya. “Gua ngga suka ama dia. Orangnya negatif. Suka nyari perbedaan dan ujung-ujungnya debat ngga berguna. Dia selalu merasa paling hebat,” tegas Kris.

Aha! Suka cari perbedaan! Itulah kebiasaan bahkan bisa jadi watak sebagian orang. Alhasil orang-orang semacam ini sangat sulit membangun hubungan baik dengan orang lain, Teman-temannya relatif terbatas dan bisa jadi ia punya “musuh” di mana-mana.

Benar kata seorang sahabat, semua orang yang kita kenal dalam hidup ini membawa sukacita bagi hidup kita. Semua? Ya, semua! Hanya saja, ada yang membawa sukacita itu ketika ia datang (alias bersama kita) dan sebagian lainnya justru membawa sukacita ketika ia pergi (alias bergerak meninggalkan kita). Terhadap kelompok yang terakhir ini, kita mungkin sering berkomentar dalam hati, “Lebih cepat elo pergi lebih baik!”

Pentingnya Menemukan Kesamaan

Dalam sebuah sesi training bersama Jeriel Charis, rekan trainer The John Maxwell Team, kami meminta peserta dalam setiap kelompok untuk menemukan minimal 15 kesamaan dalam kelompoknya. Kesamaan itu tidak boleh yang bersifat generik dan fisik, seperti sama-sama makan nasi, sama-sama bernafas, sama-sama punya tangan.

Setelah sekian menit, ternyata ada kelompok yang bisa menemukan lebih dari 15 kesamaan. Para peserta mengaku kesamaan yang mereka miliki membuat mereka mulai merasa lebih nyaman satu sama lain. “Ternyata kita sama,” kira-kita begitu. Kesamaan dominan yang umumnya dimiliki meliputi, hobi, makanan favorit (kuliner) dan kebiasaan tertentu (seperti suka main media sosial atau travelling).

Jumlah kesamaan yang dimiliki tiap kelompok memang berbeda, tergantung dari banyak faktor. Termasuk kemampuan menggali pertanyaan hingga kemampuan mendengarkan. Yang pasti, semakin banyak jumlah kesamaan semakin menguatkan identitas sebagai sebuah kelompok.

Menemukan kesamaan atau landasan yang sama alias titik temu (common ground) adalah hal yang sangat esensial dalam membangun komunikasi dan hubungan dengan orang lain. Selain menimbulkan rasa nyaman satu akan yang lain dan mencegah permusuhan atau konflik yang tidak perlu, kesamaan yang ada juga membuat orang akan lebih terbuka mengutarakan ide, mendiskusikan berbagai hal (termasuk perbedaan persepsi) hingga kemudian bersepakat melakukan sesuatu bersama-sama.

Mengapa Sulit Menemukan Kesamaan?

Kesamaan membuat hubungan menjadi nyaman. Sayangnya bagi sebagian orang, tidaklah mudah menemukan kesamaan. Apa penyebabnya? Dalam buku Everyone Communicates Few Connect John C. Maxwell mengatakan ada 4 hal yang menjadi penghalang dalam menemukan kesamaan, yakni:

  1. Asumsi – Saya sudah tahu apa yang orang lain ketahui, rasakan atau inginkan.
  2. Arogan – Saya tidak perlu tahu apa yang orang lain ketahui, rasakan atau inginkan.
  3. Ketidakpedulian – Saya tidak peduli apa yang orang lain ketahui, rasakan atau inginkan.
  4. Kontrol – Saya tidak ingin orang lain tahu apa yang saya ketahui, rasakan atau pikirkan.

Tentu saja, menemukan kesamaan adalah komunikasi dua arah. Pihak yang terlibat harus sama-sama mau. Keinginan untuk menemukan kesamaan itu perlu ditindaklanjuti dengan mau meluangkan waktu untuk berbincang, bertanya, mendengarkan, bersikap terbuka dan berusaha memahami perspektif orang lain.

FORM: Teknik Menemukan Kesamaan

Ron Puryear membuat Formula FORM (Family, Occupation, Recreation, Message) yang dapat digunakan dalam rangka mencari kesamaan dengan lawan bicara kita.

Family – artinya kesamaan atas dasar kekeluargaan. Tidak hanya terbatas kita kenal dengan saudara atau teman dari lawan bicara kita, namun mungkin juga kita bersama dari daerah yang sama, sekolah atau kampus yang sama.

Occupation – artinya kesamaan profesi atau pekerjaan. Saya kerap mempraktekkan ini ketika saya bertugas memberikan pelatihan di berbagai polres. Dengan latar belakang profesi sebagai wartawan, saya lebih mudah berbincang dengan para jurnalis di sana.

Recreation – artinya kesamaan hobi atau hal menyenangkan lainnya. Menyukai olahraga yang sama, jenis musik yang sama atau jenis makanan yang sama, tentulah sangat menarik. Kita bisa bertukar banyak informasi tentang hal ini.

Message – artinya kesamaan dalam hal prinsip atau pandangan hidup. Hal-hal penting yang dijunjung bersama tentu akan menjadi topik diskusi yang hangat, termasuk nilai-nilai luhur agama yang diyakini bersama.

Berkali-kali saya mempraktekkan teknik FORM ini dan terbukti sangat ampuh. Misalnya ketika pelatihan kepemimpinan untuk para mahasiswa dan mahasiswi di Kampus Universitas Kristen Maranatha Bandung, saya mengatakan, berikan saya waktu beberapa menit dan saya pasti bisa menemukan kesamaan dengan mahasiswi di depan saya ini.

Saya mulai dengan bertanya tentang hobinya. Dia kemudian menyebut salah satu hobinya. Saya menggali lebih jauh hobi lainnya lalu ia menyebutkan: nonton film drama korea. Inilah kesamaan yang bisa saya bangun karena istri saya juga punya hobi yang sama. Saya bertanya, di mana ia biasa nonton, apakah di channel TVN (saluran hiburan televisi Korea) atau DVD? Kami lalu berbincang sejenak tentang judul-judul film yang terakhir ditontonnya.

Sebagai penutup, saya akhirnya menyadari bahwa menemukan kesamaan membuat saya memiliki begitu banyak teman di mana-mana dan mencegah seseorang menjadi musuh saya. Bagaimana menurut Anda? ***

 

 

* Best Selling Author, Motivational Teacher, Leadership Trainer & Coach The John Maxwell Team. Klik www.pauluswinarto.com.