REFLEKSI ULANG TAHUN KE 34

KASIH MENJADIKAN HIDUP BERMAKNA

Oleh: Paulus Winarto*

So teach us to number our days, that we may apply our hearts unto wisdom.

– The Book of Life

Peringatan hari kemerdekaan negeri ini selalu menjadi sesuatu yang sangat istimewa bagi saya sebab pada hari yang sama saya juga memperingati hari ulang tahun saya. Kita memang tidak pernah tahu di mana dan kapan kita lahir dan rupanya Tuhan telah menetapkan saya harus lahir di Sorong, tanah Papua, 17 Agustus 1975.

Tahun 2009, bertepatan dengan peringatan HUT RI ke-64, saya pun merayakan ulang tahun saya yang ke-34. Tidak ada pesta besar. Yang ada yang hanya syukuran kecil keluarga. Apalagi saat ini saya sedang kurang fit mengingat kista di hidung kanan saya kambuh lagi sehingga sudah beberapa hari ini saya sesak napas dan terkadang harus bernapas lewat mulut. Lagi-lagi ini mengingatkan saya tentang betapa perlunya mensyukuri berkat bernama kesehatan dan oksigen yang bisa kita hirup secara gratis.

Sesaat setelah pergantian hari, alias tengah malam, saya sempat berdoa bersama istri. Kami mensyukuri semua yang telah dan akan Tuhan lakukan dalam hidup kami. Kami selalu percaya bahwa rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan. Kami juga mensyukuri jalan hidup yang Tuhan luruskan kembali ketika kami telah melenceng, bahkan terkadang melenceng teramat jauh dari kehendak-Nya dalam hidup kami.

Secara pribadi saya juga bersyukur memiliki begitu banyak kenalan, teman dan sahabat. Di hari ulang tahun ini, saya menerima ratusan ucapan selamat ulang tahun. Baik melalui telepon, sms, email hingga komentar singkat di facebook. Semua itu kembali mengingatkan saya betapa kehadiran orang lain yang sungguh mengasihi kita akan membuat hidup kita semakin indah dan semakin bermakna.

Dari ratusan ucapan itu, ada beberapa yang sangat menyentuh hati saya. Salah satunya berasal dari seorang sahabat di Surabaya. Ucapan yang dimuat di facebook saya ini sungguh berbeda dan memberikan kesan mendalam. “Selamat ulang tahun Pak. Semoga dengan BERKURANGNYA UMUR bapak, Tuhan memberikan hikmat yang memberikan UMUR PANJANG, kekayaan dan kehormatan karena hikmat akan membuat hidup Anda senang dan sejahtera,” kata Ibu Melly.

Sejenak saya terdiam dan kemudian membalas ucapan itu, “ Ya Bu Melly. Terima kasih ya. Semakin hari, umur kita memang semakin pendek. Sesungguhnya dalam hidup ini hanya ada 2 hari yang pasti: hari kematian dan hari ini. Hari kematian tidak bisa kendalikan tapi hari ini bisa. Ya, hari ini bisa kita manfaatkan sebaik-baiknya agar jangan ada banyak penyesalan saat kita menutup mata.”

Setiap hari adalah hari baik. Namun di hari yang istimewa, seperti hari ulang tahun, sudah sepantasnya kita mengambil waktu sebentar untuk berefleksi diri, merenungkan dan mengucap syukur atas segala hal yang pernah kita alami. Di saat bersamaan kita juga perlu membuat rencana-rencana apa yang mau kita lakukan ke depannya agar peringatan ulang tahun di tahun berikutnya (jika Tuhan berkenan memberikan umur setahun lagi) akan memberikan kesan tersendiri. Ya, setidaknya kita melihat diri kita semakin bertumbuh dan semakin bermakna bagi hidup sesama.

Akhirnya, terima kasih kepada Tuhan dan kepada semua kenalan, teman, sahabat, saudara serta orang tua saya. Hidup ini sungguh berharga akan semakin terasa berharga jika kita memiliki orang-orang yang kita kasihi dan mengasihi kita. Tuhan memberkati kalian semua, selalu. Amin.

Copyright © 2009, www.pauluswinarto.com