Oleh: Paulus Winarto *

           inspiration_wallpaper_by_naomi89-d2yhfs5

Pada artikel sebelumnya saya telah membahas tentang unsur pertama dari Persamaan Inspirasi (The Inspiration Equation) yang digagas oleh John C. Maxwell yaitu What People Need to Know. Kali ini saya akan membahas dua unsur berikutnya (What People Need to See dan What People Need to Feel) sehingga Anda semakin siap untuk menjadi seorang inspirator.

 

What People Need to See

 

Ketika seorang komunikator berbicara, sebagian orang segera memutuskan apakah mereka Anda terus mendengarkan atau menutup pikiran mereka dan berhenti memperhatikan. Seringkali mereka mengambil keputusan berdasarkan apa yang mereka lihat. Persepsi mereka akan mulai dari hal-hal mendasar, seperti apakah Anda terlihat menyenangkan? Apakah Anda tersenyum? Apakah sikap tubuh dan perilaku Anda positif? Berikut ini adalah beberapa hal yang ingin dilihat orang lain dari Anda:

 

1.      Orang perlu melihat keyakinan Anda (people need to see your conviction).

Pernahkah Anda melihat seorang pembicara atau dosen yang sebetulnya tidak terlalu yakin dengan apa yang dikatakannya? Dalam jangka panjang, seorang pembicara tidak dapat memalsukan keyakinannya. Para pendengar akan mengetahuinya.

Komunikator yang menginspirasi memiliki sesuatu yang jauh lebih berharga daripada kata-katanya. Apa yang mereka komunikasikan datang dari kedalaman hati mereka, dari nilai-nilai utama dalam batin mereka. Misi mereka adalah mengajak orang mengubah sudut pandang.

Pendengar biasanya akan dapat merasakan, apakah pembicara hanya sekedar menyampaikan informasi atau penuh hasrat (passion) menyampaikan sesuatu dari dalam hatinya? Jika pembicara tidak memiliki keyakinan mengenai topik bahasan, mengapa pendengar harus memiliki keyakinan tersebut?

 

2.      Orang perlu melihat kredibilitas Anda (people need to see your credibility).

Pengalaman masa lalu saya sebagai wartawan maupun  kini sebagai pengajar di institusi Kepolisian menunjukkan betapa pentingnya kredibilitas seorang komunikator. Tidak sedikit saya melihat ketika seorang pejabat sedang berbicara, beberapa pendengar malah mencibir atau malah membuang muka. Seolah-olah kata-kata yang diucapkan tidak memiliki kewibawaan lantaran pembicara tidak memiliki kredibilitas atas apa yang dibicarakannya.

Saat orang mempercayai Anda, mereka akan mendengarkan Anda dan akan terbuka untuk diinspirasi oleh Anda. Jika Anda hanya berbicara sekali waktu kepada mereka, mereka akan memberikan kepada Anda praduga tak bersalah, sepanjang di luar sana Anda memang dikenal baik atau direkomendasikan orang memiliki reputasi baik. Namun jika Anda harus berbicara kepada orang yang sama berulang kali (misalnya Anda seorang guru, dosen atau pendeta) maka Anda harus berusaha keras menjaga kredibilitas Anda.

 

 

3.      Orang perlu melihat bukti nyata karakter Anda (people need to see evidence of your character).

Pada akhirnya, orang-orang ingin mempercayai karakter dari orang yang berkomunikasi dengan mereka. Karakter orang yang dapat dipercaya tidak berhenti saat kata-kata selesai diucapkan (a trustworthy person’s character does not stop when the words do). Sebaliknya, itu berlanjut dalam perilaku kehidupannya sehari-hari.

Sebuah pepatah mengatakan, “The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The great teacher demonstrates.” Guru yang kurang baik menyampaikan. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang hebat mendemonstrasikan.

Seorang komunikator sejati sadar betul bahwa ia dan pesan yang disampaikannya adalah satu. Ia tidak hanya menginspirasi melalui kata-kata namun juga melalui keteladanan dari tindakan yang dilakukannya setiap hari.

 

 

What People Need to Feel

 

Memastikan orang tahu apa yang mereka perlu tahu adalah hal yang penting dalam rangka menginspirasi orang lain. Demikian juga halnya dengan memastikan mereka melihat apa yang perlu mereka lihat. Namun faktor yang paling penting dalam Persamaan Inspirasi adalah apa yang mereka rasakan. Jika Anda mengabaikan hal ini, orang tidak akan terinspirasi. Mengapa? Karena orang tidak selalu mengingat apa yang telah Anda katakan atau apa yang telah Anda lakukan, tetapi mereka akan selalu mengingat bagaimana Anda membuat mereka merasakannya (people will not always remember what you said or what you did, but they will always remember how you made them feel)!

 

Jika Anda ingin menginspirasi orang lain, berikut ini adalah tiga hal yang Anda perlukan untuk menolong mereka merasakannya:

 

1.      Orang perlu merasakan hasrat Anda terhadap pokok bahasan dan diri mereka (people need to feel you passion for the subject and them).

Horst Schultze, founding president sekaligus mantan chief operating officer Ritz-Carlton menegaskan, “Your are nothing unless it comes from your heart. Passion, caring, really looking to create excellence. If you perform functions only and go to work only to do processes, then you are effectively retired. And it scares me-most people I see, by age twenty-eight are retired.” Ya, Anda bukan apa-apa kecuali itu datang dari hati Anda. Hasrat, kepedulian, benar-benar akan mengusahakan keunggulan. Jika Anda hanya menjalankan fungsi-fungsi dan pergi bekerja hanya untuk melakukan proses yang ada, maka Anda secara efektif sudah pensiun. Dan ini yang menakutkan bagi saya-sebagain besar orang yang saya amati, sudah pensiun pada saat berusia dua puluh delapan tahun.

Saat berbicara, Apakah Anda memiliki hasrat (passion)? Hasrat yang sejati (real passion) lebih dari sekedar suatu perasaan yang Anda pompa agar pendengar bergairah. Jika Anda tidak yakin, lain kali sebelum Anda berbicara, tanyakanlah diri Anda dengan empat pertanyaan berikut ini: apakah aku yakin terhadap apa yang kukatakan? Apakah hal itu telah mengubahku? Apakah aku yakin hal itu akan menolong orang lain? Dan, pernahkah aku melihat hal itu mengubah orang lain?

Jika Anda dapat menjawab ya atas pertanyaan-pertanyaan itu, niscaya Anda dapat menyulut dan mengobarkan api semangat dalam diri orang lain sebab Anda sendiri telah memiliki api itu.

 

 

2.      Orang perlu merasakan keyakinan Anda pada diri Anda sendiri dan mereka (people need to feel your confidence in yourself and them).

Passion saja tidaklah cukup! Passion membuat orang mengganggap sesuatu itu memang layak diperjuangkan namun pertanyaan berikut adalah, “Apakah saya dapat melakukannya?” Ketika orang merasakan sesuatu itu memang layak diperjuangkan dan memiliki keyakinan bahwa ia mampu memperjuangkannya, saat itulah ia bersedia melakukan perubahan-perubahan yang memberikan dampak positif bagi kehidupannya.

Seorang pembicara yang ragu-ragu tidak akan mampu menginspirasi orang lain. Sebagai komunikator, Anda harus senang dulu dengan diri Anda sendiri sebelum Anda berusaha menolong orang lain agar senang dengan diri mereka (as a communicator, you have to feel good about yourself in order to help others feel good about themselves). Jika Anda memang pribadi yang percaya diri, maka Anda dapat menginspirasi orang lain agar mereka juga percaya kepada diri mereka sendiri.

 

3.      Orang perlu merasakan rasa terima kasih Anda kepada mereka (people need to feel your gratitude for them).

Unsur terakhir yang diperlukan untuk menginspirasi orang lain adalah rasa terima kasih kepada mereka. Sebagai komunikator, Anda seharusnya berterima kasih karena mereka telah meluangkan waktu dan menyediakan telinga untuk mendengarkan Anda.

 

Rasa terima kasih ini kerapkali diabaikan dan paling sedikit diungkapkan. Gladys Stern mengungkapkan dengan sangat indah, “Rasa terima kasih yang dipendam dalam hati tidak berguna bagi siapa pun.” Silent gratitude isn’t much good to anyone.

 

Akhir kata, selamat belajar dan berjuang untuk menjadi seorang inspirator. ***

 

* Best Selling Author, Motivational Teacher, Leadership Trainer & Coach The John Maxwell Team. Klik www.pauluswinarto.com.