Teach us to use wisely all the time we have
King David
Tahun baru, harapan baru, komitmen baru! Malam pergantian tahun senantiasa bertaburan berbagai resolusi serta impian-impian akan tahun mendatang yang lebih baik. Suasana hiruk-pikuk penuh kemeriahan kerap kali menambah semarak dan pesona malam tahun baru yang oleh sebagian orang dianggap bisa menjadi titik balik atau momentum untuk mewujudkan hari esok yang lebih baik. Benarkah begitu?
Sayangnya fakta yang ada seringkali mengungkapkan sebaliknya. Buktinya, baru beberapa hari atau minggu berlalu, orang telah melupakan semuanya itu. Janji-janji atau komitmen di malam pergantian tahun kemudian hilang menjadi kumpulan kisah tak berbekas. Yang mau diet kembali tidak menjaga pola makan. Yang ingin menjadi profesional handal kembali malas-malasan dan bekerja dengan pola lama. Yang menulis buku tidak juga mulai menulis. Yang akan terjun menjadi entrepreneur tetap saja tidak berani melangkah.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Pertama, berbagai harapan, komitmen maupun impian yang dilontarkan di malam pergantian tahun biasanya bukan sungguh berasal dari hati yang paling dalam. Bisa jadi itu hanyalah sebatas angan-angan. Misalnya ketika melihat teman A pengen ini-itu di tahun mendatang, kita kemudian merasa “tertodong” atau setidaknya biar kelihatan keren, kita pun ikut melontarkan angan-angan kita.
Kedua, bisa jadi angan-angan tersebut memang lahir dari hati yang paling dalam sehingga telah menjadi visi bagi hidup kita. Visi adalah gambaran mengenai masa depan yang lebih baik yang membangkitan gairah atau semangat dalam diri seseorang. Sayangnya ketika visi itu muncul, tidak dibarengi dengan perencanaan yang matang sehingga visi itu pun layu sebelum berkembang.
Momentum Pergantian Tahun
Sungguh, momen pergantian tahun sebenarnya bisa kita gunakan sebagai momentum menuju tahun baru yang lebih baik. Sehingga kita bisa berkata, new year new me, new year new you! Bagaimana caranya?
Pertama, beberapa hari menjelang akhir tahun, sediakan waktu yang cukup untuk melakukan refleksi penuh kesungguhan. Bisa dimulai dengan doa. Mensyukuri apa yang telah kita alami, dapatkan bahkan yang tidak kita dapatkan di tahun yang akan segera berlalu ini. Jangan tenggelam dalam rasa penyesalan berkepanjangan jika ada hal-hal yang masih mengganjal. Tidak seorang manusia pun yang mampu kembali ke masa lalu. Masa lalu telah menjadi bagian sejarah hidup kita.
Evaluasilah perjalanan hidup kita. Pelajaran-pelajaran penting apa saja yang telah kita petik sepanjang tahun ini? Dalam hal apa kita telah bertumbuh menjadi lebih baik dan dalam hal apa saja kita ingin lebih baik lagi di tahun mendatang? Terobosan-terobosan baru apa saja yang mau kita lakukan di tahun mendatang? Dari sinilah kita bisa membuat impian kita untuk tahun mendatang. Impian-impian tersebut kemudian perlu kita perjelas dan prioritaskan sehingga kita tahu mana yang akan terlebih dahulu kita kejar.
Kedua, diskusikan impian atau harapan-harapan kita itu dengan orang-orang terdekat kita. Misalnya, suami atau istri, anak-anak, orang tua, mentor, rekan kerja hingga sahabat-sahabat terdekat Anda. Mengapa diskusi ini perlu? Bisa jadi mereka akan menjadi bagian pendukung kita dalam mewujudkan impian tersebut. Bisa jadi, mereka jugalah yang akan merasakan dampak langsung dari terwujudnya impian kita itu. Jangan pernah lupakan fakta ini, rasa sayang kita kepada orang-orang terdekat (terutama keluarga) seringkali menjadi motivator paling hebat.
Ketiga, buat perencanaan alias susun strategi. Pertimbangkan harga yang harus kita bayar dan apakah kita bersedia membayar harga tersebut. Terkadang orang dengan begitu mudah berhenti di tengah jalan karena tidak lagi bersedia membayar harga yang ternyata lebih besar dari yang diprediksi sebelumnya.
Saya kerap menggunakan tabel seperti di bawah ini:
Tahun | Impian | Mengapa Impian Tersebut Penting | Strategi Untuk Mencapai Impian |
2010 | 1.
2. 3. 4. 5. |
Keempat, berjuang dan berdoa. Meski semua rencana telah disusun, kita toh tidak boleh melupakan satu faktor kunci penting yaitu doa. Ya, berjuang tanpa berdoa terkadang akan sangat melelahkan. Dalam perjuangan itu, tentulah kita juga tidak boleh kaku. Fleksibilitas akan menjadi hal yang sangat esensial di tengah proses perubahan ke arah lebih baik. Kadang kala kita memang harus mengganti metode. Kadang kala justru kita harus membiarkan sebuah impian berhenti di tengah jalan demi mencapai hal lain yang barangkali lebih baik. Kadang kala kita harus menempuh jalan balik (u turn).
Pada akhirnya, kita harus sadar, hidup inilah adalah pilihan dan tiap pilihan memiliki konsekuensi sendiri. Bahkan tidak memilih pun memiliki konsekuensi.
Selamat bertumbuh dan menjadi pribadi yang lebih baik agar hidup Anda dan saya dapat berguna bagi lebih banyak orang. Amin!
* Penulis buku motivasi, trainer dan dosen. Beralamat di www.pauluswinarto.com.