THE POWER OF CHARACTER (02)

Oleh: Paulus Winarto*

Lantas, bagaimana kita bisa menjadi pribadi berkarakter atau tetap menjaga karakter kita, terutama di masa-masa sulit? Berikut ini aja sejumlah tips praktis:

  1. Definisikan secara jelas nilai-nilai atau prinsip yang akan kita jadikan pedoman hidup kita. Definisikan itu secara jelas dan pegang teguh nilai atau prinsip tersebut. Bersikaplah idealis namun tetap realistis. Sekali kita berprinsip korupsi, manipulasi, selingkuh itu salah tetaplah berpegang pada prinsip itu, apa pun yang terjadi dan sekalipun tindakan Anda tidak dilihat dan tidak diketahui siapa pun (kecuali Anda dan Tuhan). Seseorang yang sering kali mengkompromikan tindakannya yang tidak sesuai dengan nilai atau tersebut, biasanya akan kehilangan karakternya.
  2. Dengarlah suara hati Anda. Orang bijak berkata, suara hati tidak pernah berdusta sebab suara hati adalah suara Tuhan. Asalah selalu suara hati kita dengan cara meningkatkan kualitas kehidupan spiritual kita. Semakin dekat seseorang dengan Tuhan semakin pekalah ia dengan kehendak Tuhan. Berdoa dengan sungguh-sungguh, membaca Kitab Suci dan merenungkan maknanya dengan bimbingan guru spiritual akan sangat berguna untuk mengasah suara hati seseorang. Dengan demikian ketika akan melangkah, suara hati akan menjadi pengawal yang setia. Kalau dalam hati terasa tidak enak, jangan lakukan perbuatan tersebut!
  3. Sadarilah bahaya kehilangan karakter. Sekali seseorang kehilangan karakter maka akan sulit baginya untuk memulihkannya kembali. Uang yang hilang bisa kita dapatkan kembali namun karakter yang hilang biasanya dibarengi dengan hilangannya kepercayaan orang lain terhadap kita. Dengan demikian hubungan dengan orang tersebut akan melemah atau rusak total. Kalau ini benar terjadi, apa pun yang kita katakan tidak akan ada lagi wibawanya di mata yang mendengarkan. Mereka akan berkata, “Ah lu ngomong doang!”
  4. Terimalah teguran dan kritikan dengan lapang dada, terutama jika itu dari orang-orang dekat yang menyayangi kita. Suami/ istri, orang tua, mentor dan sahabat-sahabat kita kerap kali bisa menjadi pihak yang ikut menjaga karakter kita. Jangan abaikan suara mereka demi masa depan kita sendiri. Rasa sayang kerap kali harus diekspresikan dalam bentuk pil pahit demi kesembuhan diri kita.
  5. Buatlah komitmen untuk menjadi teladan sepanjang hidup Anda. Keteladanan hidup usianya akan lebih panjang dari hidup seseorang di dunia ini. Keteladanan hidup adalah hal terpenting yang bisa kita wariskan kepada anak cucu kita dan orang-orang di sekitar kita. Uang yang kita wariskan bisa habis namun tidak demikian halnya dengan keteladanan hidup.
  6. Berani berkata “tidak”. Dalam hidup ini kita tidak mungkin dan tidak bisa menyenangkan semua orang. Terkadang kita harus rela melepaskan sebuah hubungan pertemanan demi menjaga karakter kita. Saya pernah mendengar kisah seorang pemuda yang berteman akrab dengan beberapa pemuda lainnya. Suatu ketika mereka ke sebuah tempat prostitusi dan hanya dia satu-satunya yang kemudian tidak melakukan hal yang aneh-aneh. Pilihan yang diambilnya pada hari itu justru membuat teman-temannya semakin menghormati dirinya. Luar biasa!
  7. Setialah pada hal-hal kecil. Kesuksesan besar adalah akumulasi dari kesuksesan kecil. Dan sebaliknya, kegagalan besar adalah akumulasi dari kegagalan kecil. Setia dalam setiap hal-hal kecil (misalnya tepat waktu, tepat janji) seringkali akan menumbuhkan dan memperkuat karakter seseorang.

Sebagai penutup, ijinkan saya mengutip apa yang dikatakan Nathaniel Hawthorne, “Tidak seorang pun yang dalam jangka panjang bisa memakai topeng yang berbeda-beda di depan orang lain serta dirinya sendiri tanpa akhirnya kebingungan mengenali manakah wajah dirinya yang sebenarnya.”

Selamat berjuang menjadi pribadi berkarakter. Tuhan memberkati selalu.

* Motivational teacher dan penulis buku-buku motivasi best seller (Reach Your Maximum Potential, The Power of Hope, Melejit di Usia Muda dan Be Strong). Dapat dihubungi melalui e-mail: pwinarto@cbn.net.id atau www.pauluswinarto.com.