Oleh: Paulus Winarto *

            gift

Anda bisa membangun rumah yang bagus, namun pada akhirnya rumah itu akan ambruk.

Anda bisa mengembangkan karir yang cemerlang, namun  suatu hari karier itu akan berakhir.

Anda bisa menyimpan sejumlah besar uang, namun Anda tidak bisa membawanya ketika Anda meninggal nanti.

Anda bisa sangat sehat hari ini, namun suatu ketika kesehatan Anda akan menurun.

Anda bisa membanggakan diri Anda dengan begitu banyak prestasi, namun seseorang akan melampaui prestasi Anda.

Begitu banyak orang  berinvestasi pada hal-hal tersebut namun semuanya itu akan berlalu. Lantas, apa investasi yang akan bertahan lama? Manusia! Adakah ada hal lain yang sungguh-sungguh bermakna di dunia ini dibandingkan dengan manusia?

 

Kutipan di atas saya ambil dari buku John C. Maxwell yang berjudul Winning With People. Sebagai seorang guru kepemimpinan, John selalu menekankan pada pentingnya membangun, memelihara hubungan serta berinvestasi dalam hubungan tersebut. Ia sering mengingatkan tentang warisan (legacy) seorang pemimpin yang dideskripsikannya sebagai berikut.

 

Prestasi (achievement) datang saat para pemimpin melakukan hal besar dengan kekuatannya sendiri.

Sukses (success) datang ketika mereka memberdayakan para pengikut untuk melakukan hal-hal besar bagi mereka.

Kebermaknaan (significance) datang ketika mereka mengembangkan para pemimpin untuk melakukan hal-hal besar bersama mereka.

Warisan (legacy) datang ketika mereka memposisikan para pemimpin untuk melakukan hal-hal besar tanpa mereka.

 

Membangun legacy tentu bukan sesuatu yang mudah sebab diperlukan begitu banyak upaya dan pengorbanan. Dalam pengamatan John, hanya sekitar 5 persen dari para pemimpin yang pada akhirnya mampu melakukan hal tersebut.

 

Salah satu upaya yang efektif dalam membangun legacy adalah dengan menjadi mentor bagi calon pemimpin masa depan. Mentoring adalah sebuah pengalaman relasi yang didasari kasih di mana mentor membantu mentee bertumbuh untuk mencapai potensi maksimalnya, dengan cara berbagi sumber-sumber daya yang telah Tuhan percayakan

 

Tim Elmore, President Growing Leaders, sebuah organisasi yang berkomitmen untuk mengembangkan potensi kepemimpinan dalam diri para pelajar, mengemukakan ada sejumlah hadiah yang bisa diberikan seorang mentor kepada para mentee-nya.  Dalam bukunya, Nurturing The Leader Within Your Child, Tim menguraikan 6 hadiah terindah dari seorang mentor, yaitu:

1.      Melukis gambar (paint pictures).

Pada umumnya manusia berpikir dalam bentuk gambar. Itulah sebabnya, seorang mentor perlu menggunakan gambar dalam menjelaskan sebuah konsep. Bentuknya bisa berupa cerita sehingga mentee bisa membayangkan dan akan lebih mudah menangkap esensinya. Selain cerita, saya juga sering menggunakan film atau klip pendek.

2.      Menyediakan pegangan (provide handles).

Setiap laci dan pintu memiliki pegangan dan ketika kita memegangnya, kita dapat membuat sebuah gerakan. Dalam mentoring pegangan berarti prinsip-prinsip rumit yang telah disederhanakan sehingga lebih mudah digunakan. Misalnya, disiplin berarti: “melakukan apa yang harus dilakukan meski Anda tidak menyukainya”. Sebuah pengalaman pun bisa menjadi sebuah pegangan. Misalnya, ketika anak terlambat bangun karena malam sebelumnya begadang dan akhirnya terlambat masuk sekolah. Dari pengalaman ini, ada satu pegangan yang bisa didapatkan: perlunya kedisiplinan dalam mengatur waktu.

3.      Membekali peta jalan (supply road maps).

Peta memberikan arah bagi perjalanan. Peta jalan memiliki beberapa fungsi. Peta mengidentifikasi tempat Anda berada saat ini, gambaran menyeluruh tentang seluruh perjalanan, jalan-jalan yang bisa Anda tempuh dan yang harus Anda hindari. Sebagai mentor, berikan gambaran (alias pengarahan) mengenai jalan yang baik dan jalan yang buruk lalu berikan kesempatan mereka untuk boleh memutuskan sendiri.

4.      Menyediakan laboratorium (furnish laboratories).

Laboratorium adalah tempat yang aman untuk mempraktekkan prinsip-prinsip yang telah dipelajari oleh mentee. Dalam laboratorium, kita belajar mengajukan pertanyaan yang tepat, cara yang sesuai untuk melakukan sesuatu, suatu pemahaman akan dunia baru, bagaimana hidup ini berputar, bahkan bagaimana menghadapi kegagalan. Laboratorium ini menjadi sangat penting sebab seringkali manusia baru belajar sesuatu setelah melakukannya. Contoh laboratorium yang sederhana bisa saja berupa memberikan kesempatan kepada anak untuk merencanakan acara tertentu di sekolah atau pertandingan futsal di kompleks..

5.      Memberikan akar (give roots).

Hampir semua hal yang bertumbuh membutuhkan akar yang kuat. Akar adalah pondasi sehingga mentee bisa membangun hidup berdasarkan karakter, bukan emosi. Sebagai mentor, kita memberikan akar ketika kita menolong mereka untuk mengembangkan hati nurani yang kuat serta keteguhan dalam memegang keyakinan, meski orang lain tidak demikian. Akar identik dengan nilai-nilai inti yang ada dalam sebuah komunitas (bahkan keluarga) dan itu sering kali diadaptasi dari nilai-nilai spiritual. Akar menyediakan kekuatan manakala angin kesengsaraan bertiup kencang. Makin dalam akar, makin tinggi pohon dapat bertumbuh, berbuah dan bertahan dalam badai.

6.      Menawarkan sayap (offer wings).

Seorang mentor memberikan sayap ketika ia memampukan para mentee untuk berpikir besar (think big), memperjuangkan hal-hal besar dan mengharapkan hal-hal besar dari Tuhan bagi kehidupan mereka. Sayap memungkinkan mentee untuk terbang tinggi, mengeksplorasi segala sesuatu tanpa rasa takut akan kegagalan. Ketika para mentee mencapai puncak sukses (bahkan yang lebih tinggi dari sang mentor) dengan penuh sukacita sang mentor akan bertepuk tangan, tanda kebanggan.

 

Akhir kata, saya ingin menekankan pentingnya komitmen dalam sebuah hubungan mentoring, baik komitmen terhadap proses, komitmen terhadap mentee dan komitmen terhadap tujuan akhir (membantu mentee bertumbuh dan menjadi lebih baik). Dalam proses itu, jangan jemu-jemu untuk terus memberikan hadiah-hadiah tersebut sebagai bagian dari sebuah investasi bagi masa depan yang lebih baik.

 

Yang perlu digarisbawahi, semakin kuat hubungan antara mentor dan mentee, semakin mudah hadiah tersebut diterima dan pada akhirnya akan “berbuah”. Pertanyaannya, sudahkah Anda berinvestasi dalam diri orang lain? Jika sudah, hadiah-hadiah apa saja yang telah Anda berikan dan akan Anda berikan? ***

 

* Best Selling Author, Motivational Teacher, Leadership Trainer & Coach The John Maxwell Team. Klik www.pauluswinarto.com.